Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Asmara Berujung Luka

Gambar
Hari ini, aku mendengar lagi kabar itu. Kabar yang tidak tak pernah ingin aku dengar sekalipun. Dia menceritakan bagaimana perjuangan untuk meninggalkan aktifitas pacaran. Meski dulu pernah jatuh dan jatuh lagi pada keadaan itu. Menyakitkan memang. Bagaimana ia menceritakan sakit fisik dan batinnya karena trauma yang ia rasakan. Tapi aku hanya teman, yang hanya bisa mendengar ceritanya, dan menjawab sebisaku jika ia bertanya. Dan saat ini iapun sedang berusaha untuk sembuh. Tidak jarang aku mendengar curhatan hati teman-teman perempuan yang terluka karena aktifitas pacaran. Ada berbagai motif luka mereka. Tapi bagaimanapun, sebagai seorang perempuan kita cukup sadar untuk bisa menjaga hati dan diri untuk tidak membuka ruang untuk terluka. Karena Allah menciptakan akal pada diri seorang perempuan. Aku ingin berpesan pada setiap perempuan. Teruntuk adik-adikku dimanapun kalian berada. "Kita tahu bahwa hati kita memang diciptakan lembut, begitu pula dengan perasaan kita yang mudah

Ternyata aku hanya..

Gambar
Ternyata aku hanya Sedang Jauh dari-Nya.. Aku fikir aku kenapa, saat tumpukan amanah terasa menjadi beban yang ingin membuatku menjauh. Huuf lagi-lagi ini! acuhku kala itu. Aku fikir aku kenapa, Rasanya semua pekerjaan sudah aku tuntaskan, tapi selalu masih ada rasa yang kurang. Aku fikir aku kenapa, saat hidupku telah di hibur oleh banyak teman, sialnya aku hanya merasa sendiri. Aku fikir aku kenapa, saat Al-qur’an tak lagi menjadi muara kekuatanku untuk melecut melakukan kebaikan. Padahal dulu ialah kekuatanku Aku fikir aku kenapa. Rasa-rasanya telinga ini terkunci. Hanya gamang yang terdengar, saat banyak insan menawarkan tangan untuk bisa ku genggam, dan aku hanya menjawab dengan senyuman. Aku masih saja kalut dan bertanya aku kenapa ? Katanya produktif bisa membawa kebahagiaan dan kepuasan ? Lalu kebahagiaan yang mana? Aku fikir aku kenapa. Ternyata hanya aku yang bisa menemukan jawabannya. Ternyata semua ketidak baikan itu karena aku yang telah jauh dari-Nya. Amanah-amanah itu ak

Tak bertemu cita-cita, Bukan Berarti Tak Punya Tujuan

Gambar
Hanya cita-cita yang tidak tergapai. Saat ibu dulu mengajariku membaca, menulis di atas tanah saat itu aku suka belajar. Belajar itu menyenangkan bagiku, begitu juga menulis. Bahkan dulu aku sempat dibayar oleh teman-teman sekelas hanya untuk menulis catatan kesimpulan dari buku paket. Saat kita ditugaskan membuat pohon impian ibu guru meminta kami untuk menggantungkan kertas impian kami. Ya dokter, guru, polisi, polwan, insinyur, dan masih banyak lagi cita-cita teman-temanku. Lalu aku berfikir kala itu aku ingin menjadi dokter, tapi karena ada temanku yang menuliskan cita-citanya menjadi dokter, akupun enggan menuliskan cita-cita yang sama. Ibu guru memberikan tepuk tangan untukku. Semoga nanti ketika Mala sudah besar, cita-cita itu benar ada ya. Karna kata beliau waktu itu tidak ada ada yang punya cita-citaku. Dokter tumbuhan, ya itulah cita-citaku dulu saat SD. " Dasar anak kecil !" Mungkin dulu itu hanya sebatas karna aku tidak mau memiliki cita-cita yang sama dari teman

Hantu "Selesai dengan Diri Sendiri"

Gambar
Ngapain coba sibuk Dakwah, ajak sana-sini buat bermajelis dibayar juga engga ! mending cari kerja dapat cuan . Satu panah setan telah menancap di fikiran.. Ngapain sih doain orang lain? Lah diri sendiri aja belum kelar sama masalah, malah doain orang lain . Lucu deh. Pada Akhirnya fikiran kitalah yang akan menghalangi kita untuk mau mulai berbuat baik kepada orang lain. Mungkin teman-teman bisa tidak setuju dengan pendapatku ini.  Tapi bagiku. Konsep kata “Selesai dengan diri sendiri sebelum membantu orang lain” itu adalah momok abstrak yang tidak akan pernah bisa kita genggam, seperti halnya dunia ini, semakin kita kejar semakin lelah bukan? dan tak membawa ketenangan dan kepuasan. Kita memang tidak akan pernah selesai dengan diri sendiri, Satu harapan tercapai, timbul harapan baru. Selalu begitu siklusnya. Sampai kita selalu haus akan capaian pribadi. Hingga setan membuat kita lalai dan merasa tak pantas untuk bisa memberi. Hati kita sudah Ingin mulai beribadah, tapi fikiran kita m

Hidup Bukan Hanya Tentang Diri Sendiri

Karna hidup tidak hanya tentang diri sendiri, maka berusahalah untuk sembuh jika kamu sedang sakit. Karna hidup tidak hanya untuk diri sendiri, maka melihatlah ke sekitarmu untuk mau peduli. Karna hidup bukan hanya tentang diri sendiri, mulai berjalanlah memahami diri. Mau mencari lalu keluarlah untuk memberi. Karena hidup bukan hanya tentang diri sendiri, maka jadikan apa yang kita miliki sebagai jembatan untuk berkontribusi. Karna hidup bukan hanya tentang diri sendiri, itulah yang membuat Rasulullah mati-matian menahan nestapa dari perjuangan menyebarkan cahaya ilahi . Karena hidup bukan hanya tentang diri sendiri, maka Abu Bakar pun tau kemana hartanya harus bertuan, tidak ditumpuk sebagai hiasan nan membanggakan diri. Karena hidup bukan hanya tentang diri sendiri, karna itu bunda Khadijah rela papah raga dan harta untuk dakwah. Karena memang hidup ini bukan hanya tentang diri sendiri teman. Jadi segera lepaskan beban dihati- mari kita memulai melangkah lagi. Meraih surga terting