Hantu "Selesai dengan Diri Sendiri"
Ngapain coba sibuk Dakwah, ajak sana-sini buat bermajelis dibayar juga engga ! mending cari kerja dapat cuan. Satu panah setan telah menancap di fikiran..
Ngapain sih doain orang lain? Lah diri sendiri aja belum kelar sama masalah, malah doain orang lain. Lucu deh.
Pada Akhirnya fikiran kitalah yang akan menghalangi kita untuk mau mulai berbuat baik kepada orang lain. Mungkin teman-teman bisa tidak setuju dengan pendapatku ini.
Tapi bagiku. Konsep kata “Selesai dengan diri sendiri sebelum membantu orang lain” itu adalah momok abstrak yang tidak akan pernah bisa kita genggam, seperti halnya dunia ini, semakin kita kejar semakin lelah bukan? dan tak membawa ketenangan dan kepuasan. Kita memang tidak akan pernah selesai dengan diri sendiri, Satu harapan tercapai, timbul harapan baru. Selalu begitu siklusnya. Sampai kita selalu haus akan capaian pribadi. Hingga setan membuat kita lalai dan merasa tak pantas untuk bisa memberi.
Hati kita sudah Ingin mulai beribadah, tapi fikiran kita menantang “ahh nanti dulu lah belum siap, dosanya masih banyak, belum pantes nanti sajalah”..
Ingin menulis kebaikan, ngerasa belum baik takut dibilang munafik lagi. “Ntar aja deh, pas udah jadi Hafidzah”..
Ingin membantu orang lain, ngerasa kita belum cukup. Beban hidup kitapun belum rampung.
Ingin bersedekah, ngerasa diri belum kaya akhirnya selama hidup tidak pernah merasakan berbagi.
Ada temen yang mau minta di dengarkan, tapi kita acuh, menutup telinga. Merasa masalah kita sudah terlalu banyak, apatah lagi di tambah mendengar masalah orang lain. Bisa Stress katanya.
Lalu kapan?
Kapan kita akan selesai dengan diri sendiri?
Kapan kekurangan diri bukan lagi jadi alasan untuk tidak mau berbuat baik?
Kapan ? Padahal kita sadar betul bahwa lagi dan lagi hidup ini bukan hanya tentang diri sendiri.
Mulai hari ini berjanjilah pada diri sendiri katakan pada dirimu “Bahwa Kekurangaku tak akan menghalangiku untuk berbuat baik. Aku akan memperbaiki diriku tanpa melupakan bahwa aku juga harus peduli dan berbuat baik kepada orang lain”.
“Orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh mengerjakan yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S At-Taubah:71)
Komentar
Posting Komentar